Di Sini Idealisme Itu Hidup

Di Sini Idealisme Itu Hidup

Di Sini Idealisme Itu Hidup

(Oleh: Yenny Yudiasty S.Pd.,M.M)

Dua puluh tiga tahun sudah Yayasan Nurul Aulia hadir menanam, menyirami, dan menumbuhkan pohon kebaikan dalam dunia pendidikan, sosial, dan keagamaan. Dalam usia yang semakin matang ini, kita diajak menoleh ke belakang untuk menyaksikan betapa banyak kebaikan yang telah lahir, sekaligus menatap ke depan agar cita-cita mulia para pendiri tetap teguh berdiri.

Yayasan Nurul Aulia adalah rumah bagi idealisme yang memilih untuk hidup. Di tengah negeri yang kadang terlalu sibuk mengejar angka dan gelar, lembaga ini hadir bukan sekadar mendirikan sekolah, tetapi menghidupkan cita-cita: mencetak masyarakat berkualitas melalui pendidikan, berakar pada nilai-nilai Islam melalui bidang keagamaan, sekaligus berkontribusi dalam menghadapi persoalan sosial yang kian kompleks.

Perjalanan bersama Nurul Aulia mengajarkan saya bahwa pekerjaan bisa melampaui sekadar profesi. Di sini saya benar-benar merasa bisa berdampak: mengalirkan idealisme, menyuarakan kritik terhadap kondisi pendidikan, lalu menjadikannya langkah nyata untuk menghadirkan mutu pendidikan sesuai filosofi yang kita yakini. Nurul Aulia adalah wadah gagasan, tempat belajar tanpa henti, sekaligus ruang untuk menjaga kualitas dan melakukan perubahan agar nilai pendidikan bagi generasi terus meningkat.

Dari pengalaman itu saya semakin yakin bahwa bekerja bukan hanya tentang mencari penghidupan. Jika bukan di sini, mungkin saya hanya bekerja untuk menumpuk pundi-pundi. Namun di lembaga ini, tujuan bekerja menjadi jelas: mendidik generasi berkualitas dan menebar kebaikan.

Kejelasan tujuan itu terasa semakin menguat karena suasana kerja di Nurul Aulia memiliki kekhasan tersendiri. Lingkungan yang agamis dan penuh kekeluargaan menghadirkan kehangatan yang membuat setiap kesulitan terasa ringan. Hari-hari bersama rekan sejawat dihiasi canda tawa yang menghibur, sementara setiap perjumpaan dengan murid senantiasa menumbuhkan harapan akan masa depan yang lebih baik. Dalam suasana seperti ini, teringatlah firman Allah: 

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman). 

Dan benarlah pesan Buya Hamka: 

“Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja.” 

Nurul Aulia, bagi saya, adalah rumah untuk mereka yang ingin kembali pada kesejatian tujuan bekerja dan pencarian makna hidup, sebagaimana yang telah saya temukan. Semoga setiap orang yang ada di dalamnya kelak kembali kepada Rabb-nya sebagai insan yang mulia. 

Namun, di balik segala nikmat dan kehangatan itu, kita juga tidak boleh lengah. Dunia pendidikan, sosial, dan keagamaan hari ini menyimpan tantangan yang sungguh tidak ringan. Data Survei Penilaian Integritas (SPI) Pendidikan 2024 yang dilakukan KPK menunjukkan bahwa skor integritas pendidikan nasional turun menjadi 69,5 dari sebelumnya 73,7 di tahun 2023. Laporan ini, sebagaimana diberitakan Detik News (link), menegaskan bahwa pendidikan kita bukan hanya soal kecerdasan, tetapi karakter. Menyontek, lemahnya disiplin, dan rendahnya integritas masih menjadi pekerjaan rumah yang serius serta membutuhkan lebih dari sekadar transfer pengetahuan.

Pertanyaan pentingnya adalah: apakah kita akan berhenti sampai di sini? Jawabannya tentu TIDAK. Pertumbuhan 23 tahun ini justru harus menjadi pijakan baru. Dunia pendidikan, sosial, dan keagamaan kita masih sangat membutuhkan kolaborasi. Yayasan Nurul Aulia tidak bisa berjalan sendiri. Dibutuhkan keterlibatan orang tua, masyarakat, alumni, hingga jejaring lintas lembaga untuk menjaga kualitas dan memperluas dampak. Karena sejatinya, membangun manusia adalah proyek peradaban yang tidak mungkin dikerjakan sendirian. Saya percaya, bila kita terus menjaga cita-cita pendiri, memegang teguh idealisme yang sejalan dengan aksi, serta melandaskan semua pada tujuan mulia mengabdi kepada Allah, maka lembaga ini tidak hanya akan melahirkan generasi cerdas, tetapi juga generasi mulia yang kelak kembali kepada Rabb-nya dengan wajah berseri. 

Selamat milad ke-23 Yayasan Nurul Aulia. Semoga senantiasa teguh menapaki jalan pengabdian, terus bertumbuh dengan idealisme yang hidup, dan menjadi mercusuar pendidikan, sosial, dan keagamaan yang menuntun generasi menuju kemuliaan.